Sektor
wisata akan menjadi sumber devisa yang baik apabila sektor ini dikelola dengan
pengelolaan yang efektif dan efisien. Namun, banyak tempat wisata di Indonesia
yang memiliki potensi yang cukup baik dalam sektor wisata, tetapi belum belum
dikelola sehingga tidak dapat
memaksimalkan keuntungan yang akan berimbas kepada perekonomian daerah
maupun perekonomian nasional.
Salah satunya adalah dengan
terdapatnya aset lahan idle yang menunjukan
belum efektifnya pengelolaan sebuah lokasi wisata. Sehingga perlu adanya sebuah
optimasi pemanfaatan terhadap aset yang berupa lahan idel tersebut agar dapat memberikan pendapatan bagi pemerintah
setempat.
Berdasarkan masalah diatas, dapat
dirumuskan masalah ke dalam pertanyaan sebagai berikut :
- Bagaimana kondisi aset yang berupa lahan idle tersebut ?
- Bagaimana solusi optimasi pemanfaatan yang tepat agar dapat meningkatkan PAD ?
- Seberapa besar tingkat pendapatan yang akan diperoleh ?
Tujuan
dari rumusan masalah yang telah dikemukakan tadi yaitu :
- Mengetahui kondisi aset yang berupa lahan idel tersebut.
- Mengetahui solusi pemanfaatan yang tepat agar dapat meningkatkan PAD.
- Mengetahui seberapa besar tingkat pendapatan yang akan diperoleh.
Grand
Theory yang digunakan untuk pemecahan masalah di atas saya
menggunakan dua landasan teori. Yang pertama teori mengenai Optimasi Pemanfaatan Aset, kedua teori Pendapatan.
Optimasi
Pemanfaatan Aset menurut Doli Siregar (2004) optimasi adalah proses kerja
dalam manajemen aset yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi,
nilai, jumlah, legal, dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut.
Pendapatan
menurut Zaki Baridwan dalam Buku Intermediate Accounting (1997) merumuskan pengertian
pendapatan yaitu:
“Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utang (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama adan usaha”
“Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utang (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama adan usaha”
Dalam
metode penelitiannya dilakukan dengan jenis pendekatan kuantitatif karena
pada penelitian ini peneliti melakukan analisis menggunakan angka-angka dan
hitungan. Seperti perhitungan berapa luas lahan idlenya serta berapa pendapatan yang akan diperoleh. Sedangkan
jenis metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut
Sugiama (2008:37) metode deskriptif adalah riset yang berupaya mengumpulkan
data, menganalisis secara kritis atas data-data tersebut dan menyimpulkannya
berdasarkan fakta-fakta pada masa penelitian berlangsung atau masa sekarang.
Metode ini digunakan karena informasi yang dihasilkan berdasarkan fakta-fakta
masa sekarang sehingga lebih akurat dan diharapkan dapat dijadikan alternatif
dalam pengambilan keputusan guna meningkatkan PAD. Unit analisisnya berupa aset
lahan idle serta dilakukan dengan
rentang waktu seketika (one shoot) yang
berarti penelitian pada satu waktu atau satu saat tertentu guna menggambarkan
fenomena pada waktu bersangkutan.
Referensi:
Sugiama,
Gima A. 2008. Metode Riset Bisnis dan Manajemen, Bandung: CV. Guardaya
Intimarta.
Siregar,
Doli. 2004. Manajemen Aset, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Baridwan,
Zaki. 1997. Intermediate Accounting,
Yogyakarta: BPFE